MY HOLIDAY "Kota Lama Surabaya"
“KOTA
LAMA SURABAYA”
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
ABSTRAK
Kota Lama Surabaya merupakan kawasan bersejarah yang menyimpan kekayaan sejarah dan budaya kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Terletak di sekitar kawasan
Jembatan Merah, Kembang Jepun, dan Pabean Cantikan, Kota Lama menjadi pusat
aktivitas ekonomi, sosial, dan politik sejak era Kerajaan Majapahit hingga masa
penjajahan Belanda. Pada abad ke-13, Surabaya mulai berkembang sebagai
pelabuhan penting di bawah kekuasaan Majapahit, memainkan peran strategis dalam
jalur perdagangan maritim nusantara. Pada abad ke-17, kawasan ini mengalami
perubahan signifikan dengan kedatangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie),
yang menjadikan Surabaya sebagai pusat perdagangan kolonial.
Selama
abad ke-19 dan awal abad ke-20, Kota Lama Surabaya tumbuh menjadi kota
kosmopolitan, dengan infrastruktur modern seperti pelabuhan, jalur kereta api,
dan bangunan bergaya arsitektur kolonial, termasuk Gedung Internatio, Kantor
Pos Besar, dan Hotel Oranje (sekarang Hotel Majapahit). Bangunan-bangunan ini
menjadi simbol penting dari interaksi antara budaya lokal dan pengaruh kolonial
Eropa. Selain itu, kawasan ini juga menjadi saksi peristiwa bersejarah seperti
perlawanan sengit dalam Pertempuran 10 November 1945, yang menandai awal
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kawasan
ini juga menjadi saksi sejumlah peristiwa penting, termasuk perlawanan rakyat
Surabaya dalam Pertempuran 10 November 1945 yang menandai dimulainya perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Saat ini, Revitalisasi Kota Lama Surabaya menjadi
perhatian utama pemerintah kota dan para pemangku kepentingan untuk
mempertahankan nilai sejarah dan arsitekturalnya. Upaya ini bertujuan untuk
mempertahankan warisan arsitektur dan sejarah kawasan tersebut, serta
mengembangkan potensi pariwisata budaya dan edukasi. Penggalian sejarah Kota
Lama Surabaya menawarkan wawasan penting mengenai dinamika sosial, ekonomi, dan
politik di masa lampau, serta peran strategisnya dalam sejarah panjang
perkembangan kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan kekuatan maritim di
Asia Tenggara. Kawasan ini menjadi simbol penting identitas dan ingatan
kolektif masyarakat Surabaya, yang terus dilestarikan sebagai bagian integral
dari warisan budaya Indonesia.
Kata
kunci : Warisan dan budaya, revitalisasi, pariwisata,
urbanisasi, perang kemerdekaan.
Surabaya
Old Town is a historical area that preserves the rich history and culture of
the city of Surabaya, East Java, Indonesia. Located around the Jembatan Merah,
Kembang Jepun, and Pabean Cantikan areas, the Old Town has been the center of
economic, social, and political activities since the Majapahit Kingdom era
until the Dutch colonial period. In the 13th century, Surabaya began to develop
as an important port under Majapahit rule, playing a strategic role in the
maritime trade routes of the archipelago. In the 17th century, this area
underwent significant changes with the arrival of the VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie), which made Surabaya a center of colonial trade. During
the 19th and early 20th centuries, Surabaya Old Town grew into a cosmopolitan
city, with modern infrastructure such as ports, railways, and colonial
architectural buildings, including the Internatio Building, the Main Post
Office, and the Oranje Hotel (now the Majapahit Hotel). These buildings became
important symbols of the interaction between local culture and European
colonial influences. In addition, this area also witnessed historical events
such as fierce resistance in the Battle of November 10, 1945, which marked the
beginning of Indonesia's struggle for independence.
This
area also witnessed a number of important events, including the resistance of
the people of Surabaya in the Battle of November 10, 1945 which marked the
beginning of Indonesia's struggle for independence. Currently, the
Revitalization of Surabaya's Old City is a major concern for the city
government and stakeholders to maintain its historical and architectural value.
This effort aims to maintain the architectural and historical heritage of the
area, as well as develop the potential for cultural and educational tourism.
Excavation of the history of Surabaya's Old City offers important insights into
the social, economic, and political dynamics of the past, as well as its
strategic role in the long history of the development of the city of Surabaya
as a center of trade and maritime power in Southeast Asia. This area is an
important symbol of the identity and collective memory of the people of
Surabaya, which continues to be preserved as an integral part of Indonesia's
cultural heritage.
Keywords:
Heritage and culture, revitalization, tourism, urbanization, war of
independence.
PENDAHULUAN
Kota
Lama Surabaya merupakan salah satu kawasan bersejarah yang memiliki peran
penting dalam perjalanan panjang perkembangan kota Surabaya, Jawa Timur.
Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Surabaya menyimpan jejak sejarah
yang kaya dan beragam, mulai dari era Kerajaan Majapahit hingga masa kolonial
Belanda dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Terletak di sekitar Jembatan
Merah, Kembang Jepun, Pabean Cantikan, dan sekitarnya, kawasan ini dahulu
menjadi pusat aktivitas ekonomi, perdagangan, dan interaksi budaya di masa
lalu. Kawasan Kota Lama Surabaya menggambarkan sebuah kaleidoskop sejarah di
mana berbagai peristiwa penting terjadi, mencerminkan perubahan sosial,
politik, dan ekonomi yang terjadi selama berabad-abad.
SejarahKota Lama Surabaya bermula pada abad ke-13, ketika kawasan ini menjadi
pelabuhan strategis di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Surabaya menjadi
titik vital dalam jalur perdagangan maritim, menghubungkan perdagangan
antar-pulau di Nusantara dengan dunia internasional, termasuk India, Tiongkok,
dan Arab. Ketika kekuasaan kolonial Belanda menguasai Surabaya pada abad ke-17,
Kota Lama mengalami perkembangan pesat sebagai pusat perdagangan internasional
dan administrasi kolonial. Kehadiran VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) di
kawasan ini menandai dimulainya era baru di mana arsitektur kolonial mulai
mendominasi lanskap kota, dengan dibangunnya berbagai gedung seperti Gedung
Internatio, Kantor Pos Besar, dan rumah-rumah dagang di sepanjang Kali Mas.
Selain
sebagai pusat perdagangan, Kota Lama Surabaya juga memiliki peran penting dalam
konteks sosial dan budaya. Kawasan ini menjadi tempat tinggal bagi komunitas
multietnis, termasuk warga Tionghoa, Arab, India, dan Eropa, yang hidup
berdampingan dan menciptakan keragaman budaya yang unik. Namun, Kota Lama juga
menjadi saksi dari berbagai peristiwa politik dan militer yang dramatis,
seperti Pertempuran 10 November 1945, di mana rakyat Surabaya melakukan
perlawanan heroik melawan tentara Sekutu, yang kemudian menjadi simbol nasional
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Saat
ini, Kota Lama Surabaya menghadapi tantangan untuk dilestarikan di tengah
perkembangan modernisasi kota. Upaya revitalisasi kawasan ini menjadi sangat
penting untuk mempertahankan nilai sejarah, arsitektur, dan identitas budaya
yang terkandung di dalamnya. Penelitian dan konservasi terhadap Kota Lama tidak
hanya bertujuan untuk melindungi situs-situs bersejarah, tetapi juga untuk
mengembangkan potensi pariwisata yang berkelanjutan serta memperkuat identitas
lokal. Melalui pelestarian dan pengembangan Kota Lama Surabaya, diharapkan
kawasan ini dapat terus menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah dan
transformasi kota Surabaya dari masa ke masa.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kota Lama Surabaya mencerminkan kompleksitas sejarah, budaya, dan arsitektur yang berkembang dari masa ke masa, menjadikannya sebagai salah satu kawasan bersejarah paling penting di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Lama Surabaya bukan hanya sekadar area geografis, tetapi juga sebuah ruang sosial yang menggambarkan dinamika perubahan kota, interaksi antaretnis, serta berbagai peristiwa penting yang membentuk identitas Surabaya.
- Transformasi Sejarah dan Arsitektural
Kota
Lama Surabaya mengalami beberapa fase transformasi sejak zaman Majapahit hingga
era kolonial Belanda. Pada masa Majapahit, Surabaya berfungsi sebagai pelabuhan
penting dalam jalur perdagangan maritim, yang memperkuat posisinya sebagai
pusat ekonomi regional.
Kedatangan
VOC pada abad ke-17 membawa perubahan signifikan dengan pengembangan
infrastruktur seperti pelabuhan, jalan raya, dan bangunan administrasi
kolonial. Beberapa bangunan ikonik seperti Gedung Internatio, Kantor Pos Besar,
dan Gedung Siola mencerminkan gaya arsitektur kolonial Eropa yang mencolok,
memperlihatkan adaptasi lokal terhadap pengaruh eksternal.
Arsitektur bangunan di Kota Lama menunjukkan gaya campuran, mulai dari gaya arsitektur kolonial Belanda hingga pengaruh Tionghoa dan Arab. Bangunan-bangunan tersebut tidak hanya menjadi simbol kekuasaan kolonial, tetapi juga menunjukkan keberagaman budaya yang ada di Surabaya. Dalam beberapa dekade terakhir, upaya revitalisasi telah dilakukan untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah ini, meskipun masih banyak yang memerlukan restorasi dan perawatan yang lebih intensif.
Kota Lama Surabaya juga menjadi pusat interaksi sosial yang dinamis antara berbagai komunitas etnis, seperti Tionghoa, Arab, Eropa, dan pribumi. Interaksi ini memperkaya kehidupan budaya dan ekonomi kota. Misalnya, di kawasan Kembang Jepun, banyak ditemukan pecinan yang menggambarkan kontribusi komunitas Tionghoa dalam perdagangan lokal. Sementara itu, komunitas Arab berperan penting dalam penyebaran agama Islam dan kegiatan perdagangan. Kehidupan multietnis ini menciptakan karakter unik bagi Kota Lama Surabaya, yang tercermin dalam berbagai tradisi, seni, dan kuliner lokal.
Kawasan Kota Lama juga menjadi latar bagi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Surabaya dan Indonesia, salah satunya adalah Pertempuran 10 November 1945. Dalam peristiwa ini, kawasan Jembatan Merah menjadi lokasi pertempuran sengit antara pejuang Surabaya dan pasukan Sekutu yang ingin menduduki kembali kota setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Perlawanan heroik ini menempatkan Surabaya sebagai "Kota Pahlawan" dan menjadi simbol nasional dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
- Tantangan dan Peluang Revitalisasi
Meskipun
memiliki nilai sejarah yang tinggi, Kota Lama Surabaya menghadapi tantangan
besar dalam upaya revitalisasinya. Beberapa masalah yang dihadapi meliputi
kerusakan bangunan akibat usia, kurangnya pendanaan untuk restorasi, dan
tekanan urbanisasi yang mengancam kelestarian situs bersejarah. Selain itu,
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian sejarah dan budaya juga
masih perlu ditingkatkan.
Di
sisi lain, upaya revitalisasi menghadirkan peluang untuk mengembangkan potensi
pariwisata sejarah dan budaya yang berkelanjutan. Pemerintah Kota Surabaya,
bersama dengan berbagai pemangku kepentingan, telah meluncurkan berbagai
program untuk meremajakan kawasan ini, termasuk perbaikan infrastruktur,
pelestarian bangunan bersejarah, dan pengembangan destinasi wisata berbasis
edukasi. Potensi ekonomi dari sektor pariwisata ini dapat memberikan manfaat
ekonomi jangka panjang bagi masyarakat lokal sekaligus melestarikan warisan
budaya yang berharga.
KESIMPULAN
KotaLama Surabaya adalah kawasan bersejarah yang memainkan peran penting dalam
perjalanan panjang sejarah kota Surabaya dari masa Kerajaan Majapahit hingga
era kolonial Belanda dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebagai pusat
perdagangan, sosial, dan budaya, kawasan ini telah menjadi saksi dari berbagai
dinamika sosial dan politik yang terjadi selama berabad-abad. Bangunan-bangunan
bersejarah seperti Gedung Internatio, Kantor Pos Besar, dan Jembatan Merah
tidak hanya mencerminkan warisan arsitektural kolonial yang unik, tetapi juga
simbol interaksi budaya antara berbagai komunitas etnis yang tinggal di
Surabaya.
Meskipun
begitu, Kota Lama Surabaya menghadapi tantangan dalam pelestarian dan
revitalisasinya, seperti kerusakan bangunan, urbanisasi yang cepat, serta
kurangnya kesadaran dan pendanaan untuk konservasi. Namun, kawasan ini juga
menawarkan peluang besar untuk pengembangan pariwisata sejarah dan budaya yang
berkelanjutan, yang dapat memberikan manfaat ekonomi sekaligus memperkuat
identitas lokal dan nasional. Melalui upaya bersama antara pemerintah,
komunitas lokal, dan pemangku kepentingan lainnya, revitalisasi Kota Lama
Surabaya diharapkan dapat memperkuat peran kawasan ini sebagai warisan budaya
yang hidup, dan terus menjadi bagian integral dari sejarah dan identitas kota
Surabaya.
VIDEO KOTA LAMA SURABAYA
https://drive.google.com/file/d/13Uch6k8pqWc6P49msJEFAnk143oqhnll/view?usp=drivesdk
FOTO KOTA LAMA SURABAYA
Komentar
Posting Komentar